Minggu, 24 November 2024

 





 


Sobosihon boru Sihotang ,Putri  Pertama  Raja Sigodang Ulu Sihotang 

Tanggapan Resmi dari DPP PPRSSB Sihotang Indonesia atas issu yang menyatakan Boru Sobosihon bukan Boru Raja Sigodang Ulu Sihotang .

SURAT TERBUKA TU SUDE POMPARAN NI RAJA SIGODANGULU SIHOTANG DOHOT BORU NA INDONESIA.



Salam sejahtra bagi kita semua.

Sehubungan adanya keresahan di Pomparan ni Raja Sigodangulu Sihotang dohot Boruna dan bahkan juga di Pomparan Amangboru kita Simanjuntak Sitolu Sada Ina karena adanya sekelompok orang yang mengklaim bahwa Namboru kita nagabei Boru Sobosihon bukanlah Boru ni Ompunta Raja Sigodangulu Sihotang melainkan Boru ni Cucu (Pahompu) ni Raja Sigodangulu Sihotang yang bernama Pangulu Baringin.

Klaim-klaim ini sangat massive mereka propagandakan melalui sosial media; Facebook, Group-Group WA, bahkan mereka membuat Group WA sendiri dengan nama:

 “Parsadaan Pomparan Ompu Raja Si Godang Ulu, si 5 tali Sihotang, dohot si 2 tali, Hasugian Boruna”

Kelompok ini telah memasukkan para pomparan kedalam group tersebut dan mereka melakukan propaganda picisan tanpa dasar untuk mempengaruhi pomparan yang mereka masukkan ke dalam group tersebut.  Banyak orang yang keluar dari group tesebut dan meminta agar tidak memasukkannya lagi namun kelompok ini tanpa malu memasukkan berulang-ulang bahkan ada yang sampai sampai marah karena beberapa kali keluar namun  dimasukkan lagi hingga Saudara kita tersebut mengatakan “sirabun” pada adminnya dan mengatakan group tersebut “group sampah” bahkan ada juga yang mengatakan agar yang dimasukkan ke group tersebut cukup kelompoknya saja.

 Perlu saya sampaikan bahwa beberapa Natua-tua dari pomparan amangboru kita Simanjuntak Sitolu Sada Ina (PSSSI&BI) telah menyampaikan ke DPP - PPRSSBI keresahan mereka karena kelompok ini sangat gencar meneleponi angka marga Simanjuntak untuk mempengaruhi bahkan sudah ada beberapa orang yang terpengaruh dengan klaim dari kelompok ini.  Salah seorang amangboru kita yang sudah terpengaruh telah mencoba menghubungi saya dan kami berbicara melalui telepon lebih dari 2 jam, dalam pembicaraan kami, saya menyampaikan beberapa argumentasi yang tidak bisa terbantahkan bahwa Boru Sobosihon tidak mungkin Boru Pangulu Baringin yang nanti akan saya sampaikan dibawah.

 Memperhatikan hal-hal tersebut di atas dan untuk menghindari berlanjutnya “penyesatan Tarombo Raja Sigodangulu Sihotang” yang dapat mempengaruhi pomparan terutama generasi muda yang belum banyak mengetahui tarombo, maka saya sebagai Ketua Umum Punguan Pomparan Raja Sigodangulu Sihotang dohot Boru Indonesia (PPRSSBI), merasa terpanggil untuk membuat Surat Terbuka ini agar kita tidak meragukan Tarombo Raja Sigodangulu Sihotang dan agar kita terus melestarikan Tarombo tersebut karena itu adalah salah satu pengikat persaudaraan diantara kita termasuk persaudaraan kita dengan pomparan Namboru kita nagabei yaitu Simanjuntak Sitolu Sada Ina (Mardaup, Sitombuk, Hutabulu).

Adapun hal-hal yang ingin saya sampaikan dalam surat terbuka ini sebagian sudah pernah saya sampaikan di Group WA mereka dan sebagian yang lainnya sudah saya sampaikan kepada seorang amangboru kita yang telah terpengaruh seperti saya sampaikan diatas, dan semua argumentasi tersebut akan saya sampaikan lengkap di bawah ini sebagai berikut :

 Marga Sihotang sampai saat ini sesuai tarombo yang ditunjukkan seorang natua-tua Sihotang kepada saya sudah 20 generasi (maaf waktu saya menanggapi di WA group mereka saya sebut 24 generasi), namun bila ada yang mengetahui ada marga Sihotang yang bernomor lebih dari 20 bisa disampaikan.

Bila satu generasi kita sepakati 26 tahun (perkawinan orang batak kita asumsikan rata-rata umur 25 dan punya anak pertama adalah setelah setahun, maka generasi berikutnya adalah tahun ke 26.  Artinya keberadaan Ompung kita Raja Sigodangulu Sihotang sudah kurang lebih 520 tahun yang lalu.  Jadi tidak ada satupun diantara kita yang hidup sekarang yang bisa jadi saksi boru siapa Boru Sobosihon kecuali hanya mengingat TONA secara turun temurun sejak 520 tahun yang lalu dan fakta-fakta yang ada selama ini yang bisa kita ungkapkan.  Adapun beberapa fakta dan argumentasi yang bisa saya sampaikan adalah sebagai berikut :

 Pertama :

Selama kurang lebih 520 tahun ini, hampir seluruh Pomparan Raja Sigodangulu Sihotang dan Pomparan Simanjuntak Sitolu Sada Ina memahami bahwa Boru Sobosihon adalah boru ni Raja Sigodangulu Sihotang, karena demikian lah TONA ni akka ompung kita turun temurun sejak 520 tahun yang lalu.  Adapun pengingkaran TONA ini baru muncul tahun 2019 ketika ada seorang dari Pomparan Raja Sigodangulu Sihotang, tidak tahu apa motivasinya membuat surat ke Punguan Simanjuntak Helvetia Medan yang intinya mengatakan bahwa Boru Sobosihon bukanlah Boru ni Raja Sigodangulu Sihotang melainkan boru dari cucunya yaitu Pangulu Baringin dan saat ini sudah ada yg terpengaruh, paling tidak ada 3 orang pomparan ni Oppung kita itu sekarang yang gencar melakukan propaganda di sosial media, mengirim WA dan menelepon angka marga Sihotang dan Simanjuntak dan cukup massive dan saya tidak tau berapa orang yang sudah terpengaruh akan hal ini.  

Po.paran Raja Sigodangulu Sihotang termasuk angka marga na mamukka huta di Dairi, Karo dan lain-lain saya kira sudah lebih dari 100.000 orang dan bila kita tanyakan kepada mereka semua; boru siapakah Boru Sobosihon?  99,9999% Pasti mereka akan menjawab Boru ni Raja Sigodangulu Sihotang, ini FAKTA.  Jadi bila ada beberapa orang yang mengatakan bahwa Boru Sobosihon Boru Pangulu Baringin saya kira patut kita abaikan.

 

Kedua :

Bila kita lihat Tarombo Siraja Batak yang sudah banyak beredar, Raja Sigodangulu Sihotang adalah generasi ke 6 dari Siraja Batak dan Raja Marsundung Simanjuntak adalah generasi ke 7 sama dengan Sipitu Tali Sihotang; (Sipardabuan, Sorganimusu, Sitorbandolok, Sirandos, Simarsoit, Sirajatunggal, Orangkaya Tua adalah Generasi ke 7).

Jika ada orang yang mengatakan Raja Marsundung Simanjuntak Mongoli bukan kepada Boruni Raja Sigodangulu Sihitang melainkan boru dari salah seorang cucunya/pahompu ni Raja Sigodangulu Sihotang rasanya terlalu jauh generasinya, apalagi jumlah orang batak saat itu masih sangat sedikit (generasi 1 = 1 orang; generasi 2 = 2 orang; generasi 3 = 7 orang; asumsi setiap anak punya 3 anak laki-laki, maka generasi 4 = 7 x 3 = 21 orang; generasi 5 = 21 x 3 = 63 orang; generasi 6 (generasi Sigodangulu = 63 x 3 = 189 orang; generasi 7 (generasi Raja Marsundung dan Sipitutali) = 189 x 3 = 567 orang), artinya sampai dengan generasi ke 7, jumlah orang batak baru sekitar 850 orang laki-laki (tidak termasuk perempuan).  Jadi bila ada yang mengatakan bahwa Boru Sobosihon bukan boru ni Raja Sigodangulu Sihotang melainkan boru dari cucunya, rasanya generasinya terlalu jauh, apalagi menurut “turi-turian” yang kita ketahui bahwa Raja Marsundung ketika mabalu sudah cukup berumur, anaknya Parsuratan sudah doli-doli ketika Raja Marsundung diajak abangnya Somba Debata (Siahaan) mengalap “Anak Boru namatua” menyeberangi Tao Toba tu Negeri Sihotang, Samosir.  Jadi sulit dipercaya perkawinan lintas generasi terlalu jauh saat itu apalagi dikatakan Boru Sobosihon saat menikah sudah cukup berumur atau disebut anakboru namatua.  

Perlu juga direnungkan bahwa bila ada Simanjuntak yang mengamini bahwa Raja Marsundung mangalap boru ni Pangulu Baringin yang adalah merupakan cicit dari Sigodangulu Sihotang berarti sebelum ada marga Simanjuntak, Sihotang sudah lebih dulu ada sebanyak 3 generasi. Jadi ini FAKTA yang perlu kita renungkan.

 Ketiga :

Mengingat keresahan yang terjadi disebabkan propaganda melalui sosial media yang intensive, maka pada tahun 2022 DPP - PPRSSBI telah mengundang seluruh unsur DPP, DPD dan DPC seluruh Indonesia (rapat koordinasi) untuk menyikapi berita-berita tersebut dan kesimpulan rapat koordinasi saat itu bahwa seluruh peserta rapat mengatakan tidak ada keraguan Boru bahwa Sobosihon adalah Boru ni Raja Sigodangulu Sihotang.  Bahkan Ketua DPC Kaltara yang merupakan salah seorang keturunan dari Pangulu Baringin mengatakan demikian “Anak Pangulu Baringin ada 5 orang dan salah satunya adalah ompung kami yang pergi ke Parlilitan dan TONA dari ompung kami bahwa Boru Sobosihon adalah Boru ni Raja Sigodangulu Sihotang, angka par Samosir do mandok Boru Sobosihon boru ni Pangulu Baringin dang binoto sadihari dibahan nasida tarombo i” itulah pernyataan beliau.

Sekedar tambahan masukan untuk kita bahwa Lagu Mars SIHOTANG juga diciptakan oleh salah seorang Pomparan Pangulu Baringin yaitu Saudara kita Juara Sihotang, jelas syair lagu tersebut yang merupakan keyakinan beliau bahwa Sada Boru ni Sigodangulu Sihotang Ima Boru Sobosihon namborunta nagabei namarhamulion tu Raja Marsundung Simanjuntak jala na mamopar Simanjuntak Sitolu Sada Ina.  Ini FAKTA yang perlu kita renungkan.

 Keempat :

Tanggapan saya kepada salah seorang amangboru Simanjuntak (tidak perlu saya sebut namanya) yang sudah terpengaruh propaganda, melalui pembicaraan telepon lebih dari 2 jam :

 Amangboru itu menyampaikan bahwa ada informasi yang mengatakan bahwa baru pada tahun 1975 disepakati Boru Sobosihon gabe Boru Torop, alai boru tubu ni Pangulu Baringin do katanya.  Menanggapi hal tersebut saya menyampaikan ke amangboru kita sbb :

1. Sebagai Ketua Umum PPRSSBI saya sangat keberatan adanya Istilah Boru Torop, kapan dibuat kesepakatan itu dan apa bentuk kesepakatannya.  Karena istilah Boru Torop suatu penghinaan bagi marga Sihotang, karena seolah-olah Sihotang kekurangan boru.  Sihotang tidak kekurangan boru, Jika pomparan Raja Sigodangulu Sihotang kira2 100.000 orang, 50% adalah boru, berarti Boru ni

Marga Sihotang kurang lebih 50.000 orang, jadi Sihotang tidak kekurangan boru sampai-sampai  naso boru na dibahen  gabe Boru Torop, ini penghinaan. Status dari sekitar 50.000 orang boru ni marga Sihotang tidak berbeda, tidak ada yang harus di istimewakan.  Sihotang memanggil Simanjuntak sebagai Boru Natua-tua, Boru Sihabolonan dan diperlakukan berbeda adalah karena diyakini melalui TONA turun temurun sejak 520 tahun lalu bahwa Boru Sobosihon adalah Ito ni Sipitu Tali, itu sebabnya dikatakan Boru Natua-tua, Boru Sihabolonon.

 

2. Bila benar tahun 1975 lah Boru Sobosihon “disepakati” menjadi Boru Torop, pertanyaan yang harus dijawab adalah :

- Sebelum tahun 1975, di angka ulaon ni Simanjuntak, siapakah yang dipanggil tulangnya?   Sihotang atau Pomparan Pangulu Baringin?   Atau sebelum tahun 1975 pernahkan diulaon ni Simanjuntak memanggil “Tulang nami Pomparan ni Pangulu Baringin”?, artinya sebelum tahun 1975 apakah tulang ni Simanjuntak hanya  Popparan Pangulu Baringin?   Ingat tidak semua Sorganimusu                                 merupakan Pomparan ni Pangulu Baringin. 

- Apakah masuk akal, ketika kita punya boru, marhamulion ke MARGA X yang tentu menjadi hela kita, apakah kita bisa katakan kepada semua masyarakat bahwa MARGA X ini menjadi Hela saya dan juga hela ni haha anggikku, juga menjadi hela dari bapak kami namarhaha maranggi dan juga hela ni ompung kami namarhaha                          maranggi? Rasanya itu tidak pernah terjadi di budaya batak.

- Bila benar Boru Sobosihon adalah boru ni Pangulu Baringin berarti selain dia sudah banyak boru ni Marga Sihotang selama 3 generasi s/d si Pitu Tali,

katakan lah dalam 3 generasi tersebut sudah ada 50 orang Boru Sihotang, pertanyaannya

kenapa hanya Hela Simanjuntak menjadi sangat istimewa bagi Marga Sihotang?  Kenapa tidak sama perlakuan Sihotang dengan Helanya yang 50 lagi?  Atau bila saat ini selama 20 generasi Pomparan Raja Sigodangulu Sihotang, Boru Sihotang sudah mencapai 50.000 orang, kenapa Hela yang satu itu yaitu Simanjuntak Sitolu Sada Ina diperlakukan

istimewa?  Mardikkan Marhela?  - Bila benar Boru Sobosihon adalah boru ni Pangulu Baringin, pertanyaannya, mengapa Pomparan Raja Sigodangulu Sihotang memberikan “Ulos Sora Buruk”

kepada Simanjuntak Sitolu Sada Ina?  Mengapa yang memberikan bukan Pomparan Pangulu Baringin??

 3. Saya juga menyampaikan kepada Amangboru Simanjuntak dalam pembicaraan pertelepon tersebut, bahwa apabila seandainya Simanjuntak Sitolu Sada Ina sepakat, misalnya bahwa selama ini ada kekeliruan dan baru menyadari bahwa ternyata Ompung Boru kami Sobosihon  yang melahirkan kami adalah boru ni Pangulu Baringin dan disampaikan secara resmi, maka kami tidak akan pernah kecewa dan saat itu juga kami akan segera memberitahukannya ke semua Pomparan Sigodangulu bahwa Simanjuntak bukanlah Boru Natua-tua atau Boru Sihabolonon bagi Marga Sihotang.  Karena bagi kami Istilah Boru Torop adalah penghinaan bagi Marga Sihotang.

 Demikianlah surat terbuka ini saya sampaikan kepada seluruh Pomparan Raja Sigodangulu Sihotang dohot Boruna se Indonesia.  Semoga dengan fakta-fakta dan penjelasan saya tersebut :

 1. Seluruh Pomparan Raja Sigodangulu Sihotang dohot Boru tidak ragu bahwa ada 7 Anak dari Sigodangulu  Sihotang : (Sipardabuan Sorganimusu, Sitorbandolok, Sirandos, Simarsoit, Siraja Tunggal dan Orang Kaya Tua). serta satu Boru nya, yaitu: Boru Sobosihon.

 

2. Bagi siapapun yang meyakini bahwa Boru Sobosihon adalah Boru ni Raja Sigodangulu Sihotang, saya menghimbau agar tidak mau dimasukkan ke group-group WA atau FB atau jenis Sosmed lainnya yang sengaja dibuat sebagai alat propaganda, biarlah hanya kelompok yang melakukan pengingkaran tarombo tersebut yang ada di group-group tersebut, karena hanya menciptakan kegaduhan dan membuat hati Saudara-saudaraku tidak sejahtra.

3. Semoga pihak-pihak yang mengatakan bahwa Boru Sobosihon adalah boru ni Pangulu Baringin, setelah membaca surat terbuka ini menjadi faham dan tidak lagi melakukan pengingkaran terhadap Tarombo ni Ompungta naung ditonahon angka ompung kita turun temurun sejak 520 tahun yang lalu.

 

Semoga persatuan dan kesatuan diantara seluruh Pomparan Raja Sigodangulu Sihotang dohot Borunya semakin terbina dengan baik.  Horas.

 Jakarta, 7 Agustus 2023

 

Ttd

DPP - PPRSSBI.

 

Henry Sihotang

Ketua Umum

 CATATAN: Apabila ada Masukkan  ,saran dan Kritik membangun untuk perbaikan silahkan Hubungi

PATAR SIHOTANG SH MH

Sekretaris Pungguan  Pomparan Raja sigodang Ulu Sohotang sejabodetabek [DPD PPRSSB SEJABODETABEK ]

NO KONTAK 082113185141








 

 https://www.youtube.com/watch?v=4kMEy7pP0mQ&t=55s

https://www.youtube.com/watch?v=4kMEy7pP0mQ&t=55s

https://www.youtube.com/watch?v=4kMEy7pP0mQ&t=55s


Tidak ada komentar:

Posting Komentar